![]() ![]() Kemudian, hasilnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan 4 kategorisasi. Identifikasi keterampilan motorik dalam penelitian ini berfokus pada kegiatan berikut: menganyam, mewarnai gambar sederhana, menggambar kolase, menggunting, meniru lipatan kertas sederhana, melukis dengan jari, dan garis meniru. Identifikasi dilakukan dengan metode observasi selama 3 hari dan wawancara kepada guru, sehingga dapat dilakukan triangulasi sumber. Penelitian ini melibatkan 21 subjek pada sebuah Taman Kanak-Kanak. Harapannya, hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar dalam memberikan intervensi yang sesuai kepada peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun. Prevalensi komorbiditas paling besar ditemukan pada jenis gangguan ADHD dan ODD. Gejala Conduct Disorder (CD) ditemukan pada 3 orang anak atau sebesar 0,7% dan gangguan emosi yang dideteksi pada penelitian ini ditemukan sebesar 2,7% atau sejumlah 11 orang anak. ![]() Ditemukan 10 anak atau sebesar 2,5% anak dari total populasi memunculkan gejala ODD. Anak dengan klasifikasi gejala gangguan perilaku disruptif ADHD ditemukan sebanyak 37 anak atau sebesar 9,2%. ![]() Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61 anak yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan perilaku, gangguan emosi dan keduanya sekaligus. ![]() Upaya deteksi gejala gangguan emosi dan perilaku disruptif ini dilaksanakan di lima sekolah mitra PGPAUD UAD di wilayah Yogyakarta, yang sebelumnya telah melaporkan adanya berbagai masalah emosi dan perilaku yang muncul pada peserta didiknya. Observasi dan wawancara dilaksanakan dengan mengacu pada panduan diagnosa gangguan emosi dan perilaku disruptif (DSM IV). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan observasi dan wawancara mendalam terhadap guru. Penelitian ini bertujuan memberikan data pendahuluan (baseline research) tentang gejala gangguan emosi dan perilaku disruptif pada anak usia prasekolah di sekolah mitra program studi PGPAUD. Fenomena di lapangan menunjukkan adanya kesulitan yang dialami guru dalam membedakan mana masalah emosi dan perilaku yang memerlukan intervensi lebih lanjut dan tidak. Masalah emosi dan perilaku merupakan keluhan yang kerap muncul dalam setting pendidikan anak usia dini. ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
March 2023
Categories |